Hello... masih ingat gak dengan teater yang dimainkan oleh LSPR Teatro kemarin???
Kemarin LSPR Teatro menampilkan teater dengan judul Les Miserables yang dilaksanakan pada tanggal 22 April - 25 April 2010 di Audiotorium campus B London School. Teater ini dipadati pengunjung selama 4 hari, sampai-sampai tempat duduk 4 hari tersebut sold out semua....
Acara ini juga dihadiri oleh tamu-tamu penting dan media-media, salah satunya majalah Go girl.
Para pengunjung sangat antusias untuk menyaksikan pertunjukkan tersebut, dan mereka sangat puas dengan performance-performance yang ditampilkan oleh para pemain. Tapi ada hal yang membuat beberapa pengunjung kurang puas, yaitu beberapa diantara mereka ada yang gak ngerti mengenai cerita teater tersebut. Oleh karena itu, kita akan menjelaskan inti dari ceritanya.
Les Miserables yang merupakan sebuah novel karangan Victor Hugo ini bercerita tentang Seorang narapidana, Jean Valjean, yang baru melarikan diri dari 19 tahun masa penahanannya. Saat itu, menjadi seorang narapidana berarti membawa cap buruk pada diri sepanjang masa. Setiap narapidana akan membawa KTP kuning sepanjang hidupnya yang menandakan dirinya adalah penjahat, dan karenanya akan sulit sekali mendapatkan tempat yang layak di masyarakat. Jean Valjean sendiri masuk ke penjara karena mencuri sepotong roti dari suatu toko roti karena kelaparan. Menumpang pada keluarga kakaknya yang juga miskin dengan 7 anak yang harus dihidupinya tanpa suami, Jean Valjean yang tanpa pendidikan bekerja seadanya dan semampunya untuk membantu menyambung hidup.
Suatu hari ia tertangkap karena mencuri roti tersebut dan dihukum penjara beberapa tahun. Namun hukumannya bertambah beberapa tahun lagi karena ia berusaha melarikan diri. Dan bertambah lagi beberapa tahun karena berusaha kembali melarikan diri. Dan seterusnya sampai total hukumannya menjadi 19 tahun. Bukan hanya penjara, saat itu narapidaha juga harus bekerja paksa di sebuah kapal, dengan kaki terantai besi dan tanpa upah, bekerja kasar untuk ”membayar” perbuatannya. Berhasil keluar dari 19 tahun masa penahanannya, Jean Valjean membawa setumpuk dendam dan kemarahan kepada masyarakat.
Dengan latar belakang tokoh utama tersebut, Hugo mengalirkan ceritanya. Diawali dengan berjalannya Jean Valjean sejak melarikan diri dari penjara, dengan baju kotor dan lusuh dan segumpal gembolan kumuh yang disandangnya, mencari-cari penginapan dan makanan. Walaupun ia memiliki uang untuk membayar, tidak ada satu pun penginapan yang mau menerimanya, sampai seseorang menyarankan untuk mengetuk pintu rumah seorang uskup di sana. Uskup Myriel merupakan seorang lelaki tua yang tulus dan dihormati di kota itu. Berbeda dengan semua orang lain, sang Uskup menerima Jean Valjean dengan tangan terbuka, bahkan memperlakukannya seperti orang terhormat lain, tanpa peduli dengan KTP si pengunjung. Hal ini membuat Jean Valjean terperangah. Selanjutnya ia bahkan tetap dibela oleh sang Uskup atas perbuatan pencurian yang ia lakukan di rumah Uskup tersebut. Hal tersebut membuat pikiran Jean Valjean terguncang dan lalu mempertanyakan arti berbuat baik dan memaafkan.
Les Miserables sendiri terdiri atas beberapa cerita yang sepertinya terpotong-potong, namun sebenarnya memiliki hubungan dalam tokoh-tokohnya, dan terutama benang merah dalam nilai moral yang ingin disampaikan. Cerita kemudian bergulir pada suatu tokoh bernama Fantine yang berjuang memberikan hidupnya demi kebaikan hidup anak perempuannya, Cossette. Stigma buruk yang melekat erat pada diri seorang perempuan yang memiliki anak tapi tidak bersuami, sangat menyulitkan hidup Fantine. Beruntunglah ia ditolong oleh walikota tempat ia tinggal, Monsieur Madeleine, yang agak tidak jelas asal-usulnya namun selalu menolong warganya tanpa peduli dari kelas mana mereka berasal.
Sementara itu, seorang polisi, Javert, dengan penciumannya yang tajam, telah lama mencurigai sang walikota sebagai seorang penjahat yang melarikan diri dan menyamar. Didasari dengan nilai moralnya yang kaku, Javert bertekad mencari bukti-bukti yang memperkuat dugaannya dan melakukan apapun untuk menangkap sang walikota.
Perjalanan buku ini selalu disisipi pertanyaan ”manakah yang akan saya pilih, berbuat baik dan jujur namun jalannya terlihat sangat sulit, atau menyelamatkan diri dengan mengambil jalan buruk yang sering tampak jauh lebih mudah?”. Monsieur Madeleine pun harus berkutat keras dengan pertanyaan tersebut tatkala ia mengetahui ada seorang tua miskin bernama Champmathieu, yang dituduh pengadilan sebagai si Jean Valjean yang melarikan diri. Penyelesaian konflik-konflik yang dihadapi Madeleine dibuat sedemikian rupa sehingga pembaca berulang kali bertemu dengan pertanyaan utama di atas.
Cerita berlanjut dengan penyelamatan Cossette yang mengharukan dari keluarga Thenardier yang memeliharanya selayak budak, dan penceritaan tokoh-tokoh lain seperti Marius dan kakeknya, serta kelompok generasi pemuda pendukung revolusi.
Nah.... kira-kira seperti itulah ceritanya, semoga teman-teman yang tadinya gak ngerti, sekarang jadi ngerti deh hehe.... By Feliana-13-4A-2009130347
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
ceritanya seru banget,,,
sering-sering donk, review'y feli =D
hahahaha....
ok dh...gua bakal srg2 review
thx ya uda di baca....
Posting Komentar